.

Statistik Menu pada Blogger in Draft

Sebagian besar menggunakan alat statistik blogger di blog mereka hanya untuk mengetahui semua stati
Sep,28,2010 | View Post

Komentar Spam Filtering, Sistem Komentar Baru di Blogger

Blogging adalah kegiatan yang menyenangkan, yang membuat kita dapat berkomunikasi dengan orang lain
Sep,28,2010 | View Post

Mendapatkan Dolar dengan Viglink

Jika teman-teman Internet Box semua senang menghabiskan waktu bekerja di blog seperti yang saya lak
Aug,07,2010 | View Post

Tips Bikin Blog Terlihat Profesional

Setelah beberapa saat melakukan blog walking akhirnya saya menemukan sebuah Tips dan Trik Blog yang
Jul,09,2010 | View Post

Sabtu, 02 Mei 2009

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, Orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. la lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. la, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.


Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengadukaduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. Tidak jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan pak tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan " segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.



Bagi yang ingin copy-paste artikel ini silahkan, tapi jangan lupa cantumkan backlinknya! :-)
Rico Satria

About the Author

I am just an ordinary, What I want to share my knowledge with others, and all about computers information around the world. Okay do not forget to visit the always Internet Box.

0 comments:


Posting Komentar